Endang Kartini: Menulis Diawali dari Diary
![]() |
| Endang Kartini |
Sajian presentasi dengan tajuk Bincang Kreatif Bersama Novelis Endang Kartini ini merupakan forum yang secara rutin digelas Komparasi, yakni komunitas dibawah naungan Rumah Literasi Sumenep.
Endang menyebutkan, bahwa pihaknya belajar menulis dimulai sejak lama hingga kini. “Saya mengawali dengan menulis di buku catatan harian atau diary, dan sampai kini masih melakukan,” ungkapnya.
Ia berkisah, sampai kini buku-buku harian itu sudah sekias yang ia kumpulkan, “dari sinilah gagasan dan ketrampilan menulis menjadi bekal yang sangat efektif,’ ujar penulis buku novel Ali dan Aisyah,
Novel Ali dan Aisyah setebah 455 halaman yang ia tulis kerangkanya saja hampir setahun, tapi ceritanya dalam novel yang kemudian serius ditulisnya, makan sekitar 1 bulan.
Untuk menguatkan konsistensi dalam menulis penulis asal Bekasi ini menulatkan kiatnya, “Harus banyak membaca. “Membaca lebih banyak dari pada menulis. 3 hari membaca 2 hari menulis. Otak kita diisi dengan nutrisi kosa kata,” jelasnya.
Bincang kreatif bertempat di Lee Riya Coffee Pajagalan Sumenep itu belangsung selama 2 jam, dan dibarengi hujan deras, namun masih diminati para peserta yang umumnya dari kalangan mahasiswa.
“Alhamdulillah, meski dalam kondisi iklim yang kurang menguntungkan, namun para audens cukup besar minatnya serta antusias mengikut paparan pengaji,” ungkap Yulianti, Koordinator Komparasi (Alee/Rulis)
Pilihan





