Kartun Nabi


Hamdanî

Andaikata Kanjeng Nabi Muhammad tidak menunjukkan kelapangan dada serta sifat kasihnya, barangkali beliau tidak akan menghalau Jibril untuk melemparkan gunung Uhud kepada orang-orang yang dengan terang-terangan menghina dan melecahkan beliau. Andaikata tanpa mengingat hal ini, barangkali jutaan kaum muslim di dunia akan menyatakan perang terhadap kasus-kasus penghinaan terhadap sosok junjungan besar kaum muslim di dunia.

Andaikata penaklukan kota Mekkah diwarnai dengan pertumpahan darah dan aksi balas dendam. Barangkali sematan “Rahmatan lil Alamin” yang dialamatkan kepada beliau gugur dengan sendirinya. Sholawat beserta salam kita untuk sang junjungan yang memelihara dan terpelihara kasih sayangnya.

Ada yang menghina Nabi Muhammad untuk tujuan provokasi. Ada pula yang menyanjung beliau untuk tujuan memecah belah ummat. Ada yang membuat karikatur nabi untuk melecehkan dan mengekspresikan kebencian. Ada pula yang mengibarkan panji nabi untuk mengesahkan kebencian. Ada yang mengecilkan ajaran nabi untuk terlihat pintar. Ada pula yang membesar-besarkannya untuk terlihat paling benar. Ada yang menggunakan nama beliau untuk menjatuhkan lawan. Ada pula yang menyeret nama beliau untuk kepentingan oligarki, kekuasan maupun politik yang pendek.

Kehidupan adalah karikatur, kita penyumbang terbaik bagaimana karya-karya ini diproduksi secara masal. Melebih-lebihkan apa yang kerdil dan mengecilkan apa yang sesungguhnya teramat besar. Manusia gemar mempelajari matematika kebenaran dan agama, namun meninggalkan nyaris sepenuhnya ilmu tentang yang "hidup".

Karikatur paling satir, adalah kenyataan bahwa kita tahu bahwa penghinaan terhadap sosok Kanjeng Nabi Muhammad Saw ataupun ajarannya memiliki dua wajah. Pertama, segelintir orang yang melakukan stigmaisasi dan penggambaran buruk kepada beliau. Kedua adalah yang menyanjungnya (namun sedikit yang mengambil akhlaknya) untuk kepentingan sesaat yang kita tahu; destruktif.

Kita tak membenarkan berbagai jenis penghinaan ini--karena didasari pada kekeliruan paham. Sebab kita masih memiliki sesuatu untuk dicintai dan dijadikan sebagai suri tauladan. Kita meyakini hal ini, sebab melalui orang-orang pilihanNya (nabi dan rasul) Tuhan seakan memberi paham kepada kita bahwa sangat mungkin bagi manusia memiliki kualitas-kualitas kebaikan dan rahmat untuk sesama dan kehidupan yang kita tinggali.

"Batas pengetahuan kita tentang beliau hanyalah bahwa beliau adalah seorang manusia dan bahwa beliau adalah sebaik-baik makhluk Ilahi seluruhnya."--Penyair Al-Bûshîri.



Pilihan

Tulisan terkait

Utama 4431827207161686335

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close