Parenting Terhadap “Anak-Anak Nakal”


Mendampingi anak yang sering dianggap "nakal" memang tantangan besar bagi setiap orang tua. Namun, penting untuk mengubah cara pandang kita. Alih-alih melabeli anak sebagai nakal, mari kita coba memahami bahwa perilaku mereka adalah cara untuk berkomunikasi. Kenakalan sering kali merupakan sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata, seperti rasa bosan, lelah, takut, atau butuh perhatian.

Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa Anda terapkan:

1. Pahami Sumber Perilakunya

Setiap perilaku pasti ada alasannya. Sebelum langsung memarahi, coba amati apa yang memicu kenakalan tersebut.
  1. Apakah dia sedang lelah atau lapar? Anak-anak, terutama balita, akan sangat rewel dan tantrum saat kondisi fisiknya tidak nyaman.
  2. Apakah dia bosan? Anak yang tidak memiliki kegiatan atau stimulus yang cukup cenderung mencari perhatian dengan cara yang "nakal."
  3. Apakah dia ingin mendapatkan perhatian? Kadang, anak merasa kurang diperhatikan sehingga ia akan melakukan apa pun, bahkan hal negatif, agar orang tua menoleh padanya.
  4. Apakah ada perubahan besar dalam hidupnya? Seperti kehadiran adik baru, pindah rumah, atau masalah di sekolah. Perubahan ini bisa membuat anak merasa tidak aman dan cemas, yang ia tunjukkan melalui perilakunya.
2. Fokus pada Perilaku, Bukan Karakter

Hindari melabeli anak dengan kata-kata seperti "nakal," "bandel," atau "pembuat onar." Kata-kata ini bisa melukai harga diri anak dan membuat mereka berpikir bahwa mereka memang seperti itu.

Alih-alih berkata, "Kamu ini nakal sekali!" coba ganti dengan, "Menendang bola di dalam rumah itu tidak boleh karena bisa memecahkan barang."
Dengan begitu, Anda mengajarkan anak tentang batasan yang benar tanpa menyerang karakternya.

3. Terapkan Aturan yang Konsisten

Anak-anak membutuhkan batasan yang jelas dan konsisten. Jika hari ini Anda mengizinkan mereka memanjat sofa, besoknya jangan langsung memarahi mereka karena melakukan hal yang sama.
  1. Buat aturan sederhana yang mudah dipahami dan komunikasikan dengan jelas. Misalnya, "Setelah main, mainan harus dibereskan."
  2. Sanksi yang diberikan harus konsisten dan berhubungan dengan kesalahan. Jika ia menolak membereskan mainan, konsekuensinya mungkin ia tidak bisa bermain lagi dengan mainan tersebut untuk sementara waktu.
  3. Semua pengasuh, termasuk ayah, ibu, atau kakek-nenek, harus sepakat dan menerapkan aturan yang sama. Ini menghindari kebingungan pada anak.
4. Luangkan Waktu Berkualitas

Sering kali, "kenakalan" anak adalah upaya untuk mendapatkan perhatian positif yang tidak mereka dapatkan.
  1. Luangkan waktu khusus setiap hari, meskipun hanya 15-20 menit, untuk melakukan kegiatan yang ia sukai tanpa ada gangguan ponsel atau pekerjaan.
  2. Berikan apresiasi saat anak berperilaku baik. Katakan, "Ayah senang sekali kamu bisa membantu membereskan piring," atau "Terima kasih sudah berbagi kue dengan adik." Ini akan mendorong mereka untuk mengulangi perilaku baik tersebut.
5. Kelola Emosi Anda

Menghadapi anak yang sulit memang menguras emosi. Namun, menunjukkan kemarahan dengan berteriak atau memukul hanya akan mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang sama.
  1. Ambil napas dalam-dalam saat merasa marah. Beri jeda sejenak sebelum merespons.
  2. Berbicara dengan tenang dan tegas. Nada bicara yang tenang lebih efektif daripada teriakan.
  3. Minta maaf jika Anda melakukan kesalahan, misalnya terlalu marah. Ini mengajarkan anak tentang pentingnya meminta maaf.
Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh pengertian, Anda tidak hanya mengelola perilaku anak, tetapi juga membangun fondasi hubungan yang kuat dan penuh kepercayaan. Perubahan tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi setiap langkah kecil akan sangat berarti.

Mengembangkan Potensi Dan Bakatnya

Mengatasi perilaku anak yang dianggap "nakal" sambil mengembangkan potensi dan bakatnya memang merupakan tantangan. Kuncinya adalah melihat kenakalan bukan sebagai masalah, melainkan sebagai petunjuk. Seringkali, energi besar di balik kenakalan adalah cerminan dari potensi yang belum tersalurkan. Anak yang suka memanjat, misalnya, mungkin memiliki bakat motorik dan keberanian yang bisa diarahkan ke panjat tebing atau kegiatan fisik lainnya.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola perilaku anak sambil mengasah bakatnya:

1. Ubah Sudut Pandang: Kenakalan Adalah Sinyal Potensi

Daripada melabeli anak sebagai nakal, cobalah lihat perilakunya sebagai data.
  1. Anak yang suka membongkar pasang barang: Mungkin ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan bakat di bidang teknik atau sains. Ajaklah ia merakit LEGO, model pesawat, atau robot sederhana.
  2. Anak yang tidak bisa diam dan suka lari-larian: Energi berlebih ini bisa menjadi modal untuk olahraga, seperti sepak bola, renang, atau bela diri. Salurkan energinya melalui aktivitas fisik yang terstruktur.
  3. Anak yang sering membantah atau suka berdebat: Ini bisa menjadi tanda kemampuan berpikir kritis dan berargumen yang kuat. Arahkan bakatnya ke kegiatan debat, menulis, atau teater.
2. Arahkan Energi ke Kegiatan Positif

Anak-anak membutuhkan wadah untuk menyalurkan energi mereka. Jika tidak ada wadah positif, energi itu akan keluar dalam bentuk kenakalan.
  1. Sediakan pilihan aktivitas: Tawarkan berbagai kegiatan di luar rumah atau les yang sesuai dengan minatnya. Ini bisa berupa les musik, olahraga, menggambar, atau coding. Beri dia kesempatan untuk mencoba berbagai hal.
  2. Buat jadwal harian yang terstruktur: Anak yang memiliki jadwal teratur cenderung merasa lebih aman dan jarang melakukan hal-hal yang tidak terduga. Jadwal ini bisa mencakup waktu bermain bebas, waktu belajar, dan waktu untuk hobi.
  3. Libatkan anak dalam kegiatan rumah tangga: Memberi tanggung jawab sederhana, seperti menyiram tanaman atau membereskan tempat tidur, bisa menumbuhkan rasa bangga dan tanggung jawab, sekaligus mengurangi kebosanan.
3. Jalin Komunikasi yang Efektif

Cara Anda berkomunikasi sangat menentukan. Anak-anak yang merasa didengar akan lebih mudah diarahkan.
  1. Dengarkan dengan aktif: Saat anak bercerita atau mengeluh, berhentilah sejenak dari kesibukan Anda dan tatap matanya. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dengan apa yang ia rasakan.
  2. Gunakan bahasa yang mendukung: Hindari kata-kata yang menyudutkan, seperti "Kenapa sih kamu nakal terus?" Ganti dengan kalimat yang lebih membangun, seperti, "Kakak sepertinya punya banyak energi hari ini. Bagaimana kalau kita coba main sepak bola sore nanti?"
  3. Beri apresiasi atas usaha, bukan hanya hasil: Puji usahanya saat mencoba hal baru atau saat ia berhasil mengendalikan dirinya, meskipun hasilnya belum sempurna. Ini akan memotivasi anak untuk terus berusaha.
4. Jadilah Teladan yang Baik

Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka akan meniru cara Anda mengelola emosi dan menghadapi masalah. Jika Anda ingin anak belajar bersabar, tunjukkanlah kesabaran dalam menghadapi situasi sulit. Jika Anda ingin anak mengejar bakatnya, tunjukkanlah bahwa Anda juga memiliki hobi atau kegiatan yang Anda nikmati.

Ingat, mendampingi anak "nakal" adalah kesempatan untuk menemukan harta karun tersembunyi dalam dirinya. Dengan kesabaran, kreativitas, dan pendekatan yang tepat, Anda bisa mengubah kenakalan menjadi potensi luar biasa yang akan membentuk masa depannya.

(Rulis)


Pilihan

Tulisan terkait

Utama 3498599038057159624

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close