Antusiasme Peserta dan Apresiasi Publik Warnai Lomba Baca Puisi Bahasa Madura
Sumenep, Rulis – Sebanyak 58 peserta Lomba Baca Puisi Berbahasa Madura antar SD/MI se-Kabupaten Sumenep tampil penuh semangat di panggung Aula RRI Sumenep, Selasa (28/10/2025). Suasana ruangan yang ber-AC penuh itu tampak ramai oleh peserta, pembina, pendamping, dan pengunjung yang datang menyaksikan jalannya lomba.
Salah seorang peserta tampil membacakan puisi
Setiap peserta menampilkan ekspresi dan gaya masing-masing dalam membacakan puisi berbahasa Madura, menjadikan suasana lomba hidup dan mengesankan. Dari kesan para peserta yang disampaikan melalui para pendamping, kegiatan kali ini dinilai berjalan nyaman dan menarik. Banyak di antara mereka merasa puas bisa tampil di depan umum, meski tidak semua menargetkan juara.
“Bisa tampil saja sudah luar biasa. Dalam lomba seperti ini anak-anak belajar berani tampil di depan umum,” ujar salah seorang guru pendamping yang enggan disebut namanya.
Ia berharap lomba semacam ini dapat menjadi agenda rutin.
“Kalau bisa, diadakan tiap tahun atau bahkan setiap enam bulan sekali. Ini bisa mengasah kemampuan anak, membangun mental, sekaligus menumbuhkan kreativitas mereka melalui kegiatan positif,” tambahnya.
Dari hasil penilaian dewan juri, nantinya akan ditetapkan enam peserta terbaik — tiga juara utama dan tiga juara harapan.
Kegiatan ini mendapat perhatian dan apresiasi dari berbagai pihak. Salah satu pengurus Rumah Literasi Sumenep (Rulis), Moh. Yani, menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya penyelenggaraan lomba kali ini.
“Kita benahi hal-hal yang masih kurang, baik dalam persiapan maupun pelaksanaan. Semoga kegiatan berikutnya bisa lebih baik lagi,” ujarnya kepada Rulis saat lomba berlangsung.
Apresiasi serupa datang dari kalangan pendidik. Bapak Rifky, guru sekaligus pembina dari SD Katolik Sumenep, mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih atas terselenggaranya lomba tersebut.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan ini. Saya berharap tahun depan bisa diadakan kembali agar generasi pembaca puisi bisa terus berekspresi, khususnya dalam bahasa Madura,” katanya.
Menurutnya, lomba baca puisi seperti ini bukan hanya melatih keberanian siswa, tetapi juga menjadi sarana pelestarian bahasa daerah.
“Selain menghidupkan tradisi membaca puisi, kegiatan ini juga menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Madura. Terima kasih kepada teman-teman Rumah Literasi Sumenep,” tambahnya.
Setelah seluruh peserta tampil hingga nomor urut terakhir — peserta ke-58 — suasana aula berubah menjadi tegang. Wajah-wajah peserta tampak menunggu dengan harap-harap cemas saat dewan juri mulai menimbang hasil akhir untuk menentukan para juara.
(Rulis)





