Antusias Peserta Workshop Penulisan Pentigraf Cukup Tinggi
https://www.rumahliterasi.org/2019/09/antusias-peserta-workshop-penulisan.html
 |
| Salah seorang peserta ketika tampil membacakan pentigrafnya didampingi pemateri |
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (SKTIP) PGRI Sumenep bekerjasama dengan Rumah Literasi Sumenep (Rulis) menyelenggarakan Workshop Penulisan Cerpen Tiga Paragraf (Pentigraf), di Graha Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Sabtu, 21 September 2019.
Hadir sebagai pemateri Prof Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd banyak menyampaikan teknis menulis pentigraf dengan elemen cerita meliputi tema, alur, tokoh dan cerita.
Sedang formula meliputi a) fokus pada persoalan yang dihadapi seorang tokoh atau tema yang diangkat, b). Elemen narasi yang berupa tokoh, alur, dan latar dihadirkan secara bersama-sama dalam satu jalinan yang utuh, c). Kurangi dialog. Ubah dialog ke dalam teks deskripsi atau narasi, d). Usahakan ada kejutan pada paragraf ke-3, hal yang tak terduga, yang bisa menimbulkan suspense atau ketegangan dan e) Panjang paragraf hendaknya dalam ukuran wajar.
Sastrawan yang bermukim di kota Malang ini dalam sajiannya banyak memberikan cara praktis dengan cara merangsang peserta dalam teknik bercerita. Ia memberi contoh paragraf pertama atau kedua dan kemudian peserta yang melanjutnya melalui bahasa lisan.
Hadir sebagai pemateri Prof Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd banyak menyampaikan teknis menulis pentigraf dengan elemen cerita meliputi tema, alur, tokoh dan cerita.
Sedang formula meliputi a) fokus pada persoalan yang dihadapi seorang tokoh atau tema yang diangkat, b). Elemen narasi yang berupa tokoh, alur, dan latar dihadirkan secara bersama-sama dalam satu jalinan yang utuh, c). Kurangi dialog. Ubah dialog ke dalam teks deskripsi atau narasi, d). Usahakan ada kejutan pada paragraf ke-3, hal yang tak terduga, yang bisa menimbulkan suspense atau ketegangan dan e) Panjang paragraf hendaknya dalam ukuran wajar.
Sastrawan yang bermukim di kota Malang ini dalam sajiannya banyak memberikan cara praktis dengan cara merangsang peserta dalam teknik bercerita. Ia memberi contoh paragraf pertama atau kedua dan kemudian peserta yang melanjutnya melalui bahasa lisan.
 |
| Antusias peserta workshop |
Antusias dan respon peserta cukup tinggi, hal ini terbukti keinginan peserta untuk melanjutkan paragraf cerita. Hal ini tampak para peserta berebut mengacungkan tangan untuk dapat bagian melanjutkan cerita.
Workshop yang berlangsung selama empat jam itu ternyata menjadi hal menarik, karena dinilai menulis pentigrah lebih praktis dari menulis cerpen tanpa harus mengurangi makna dan nilai cerita.
“Dalam kondisi serba praktis ini, ditambah manusia makin ditambah beban kesibukannya, menulis dan membaca pentigraf menjadi alternatif yang baik. Menulis maupun membaca pentigraf tidak harus menguarai banyak kalimat, cukup menghayati obyek dan ditulisnya hanya tiga paragraf, cerita langsung bisa dinikmati pembacanya,” ujar Ketua Prodi Pasca Sarjana Unesa pada akhir sajiannya, (SAN)
Pilihan
Workshop yang berlangsung selama empat jam itu ternyata menjadi hal menarik, karena dinilai menulis pentigrah lebih praktis dari menulis cerpen tanpa harus mengurangi makna dan nilai cerita.
“Dalam kondisi serba praktis ini, ditambah manusia makin ditambah beban kesibukannya, menulis dan membaca pentigraf menjadi alternatif yang baik. Menulis maupun membaca pentigraf tidak harus menguarai banyak kalimat, cukup menghayati obyek dan ditulisnya hanya tiga paragraf, cerita langsung bisa dinikmati pembacanya,” ujar Ketua Prodi Pasca Sarjana Unesa pada akhir sajiannya, (SAN)
