Pentigraf Ria Mi; Serpihan Kue Lebaran


Pentigrafis Ria Mi

Senyum Lugu Parwati

Malam ini Parwati tunduk pada keputusan sepihak. Atas perintah juragan Gopar, Komari melamar Parwati untuk dijadikan istri keempat juragan Gopar. Tuan tanah yang terkenal sangat kaya dan memiliki rumah di setiap desa dalam kecamatan. Teka-teki telah menghilangkan nyawa ayahnya Parwati. Ayahnya yang bekerja sebagai juru tagih juragan Gopar, telah terbunuh di hutan tak jauh dari rumahnya. Tapi sudah tiga tahun ini belum bisa ditemukan. Kasusnya bagai jalan tak ada ujung.

Senyum lugu dan pasrah telah membuatnya jatuh pada lelaki kaya dan renta. Wajah kemenangan terpotret dari senyum juragan Gopar yang lebar. Dia sangat senang telah memperoleh kembang desa yang cantik jelita.

Tampak anggun dengan baju pengantin berwarna ungu. Hiasan bunga-bunga penuh dengan warna perak yang elegan. Ia memegang seikat bunga kertas sebagai pemanis penampilan. Temu penganten pun tiba. Juragan Gopar mencium tangan gadis cantik yang sudah menjadi miliknya. Tangan Parwati yang kiri memeluk pinggang juragan Gopar. Blees, darah mengucur dari perut juragan Gopar. Ia terkapar. "Aku bangga telah membalas kematian ayah," ucap Parwati dingin.

 

 

Perbincangan Senja

Rona jingga menutup siang terik. Saat dua sahabat bercengkrama di sudut teras belakang rumah. Wajah dua wanita paruh baya itu saling mengkerut. Tangis Fresty tak bisa dibendung. Bercerita ngalor-ngidul tak tentu arah pada sahabatnya Sri. Tapi Sri tetap belum paham maksudnya.

Wajah mendung di dahi Fresty semakin tampak. Ia tak seperti namanya fres yang artinya segar. Iya kuyu seperti bunga layu di dahan yang tercabut pengembara cinta.

Sri minta menjelaskan dengan tenang. Disuguhkan minuman jeruk panas kesukaan Fresty. Senyum mengembang di wajah Sri, merasuk dalam hati Fresty. Dia minta Fresty sahabatnya menceritakan yang sejatinya terjadi. Mengapa Fresty menangis tersedu lawong suaminya katanya belajar mengaji kok ditangisi. Lalu pergi ke rumah rumah orang pintar agar suaminya tak ngaji lagi. Sri mendesak agar Fresty mau bercerita. Dalam Isak tangisnya Fresty menjawab, "Syaratnya Sri, ia tak boleh meniduriku selama 3 tahun, kalau itu terjadi ia akan sakit, dan gurunya itu perempuan Sri, cantik menor, aku saja selama jadi istrinya katanya tidak boleh pakai lipstik." Setelah bercerita Fresty pingsan diakhir kalimat mencari jalan terbaik.

 

 

Di Ruang Dapur

Malam ini mau ada acara keluarga di rumah. Aku mau buat bolu rasa melon. Sebab di kulkas masih ada perasa melon untuk bolu, telur juga gula dan bahan roti. Aku buat satu resep enam telur. Mulailah aku beraksi.

Aku cairkan mentega. Lalu aku mixer gula, telur, dan SP. Setelah mulai mengembang tiba-tiba putraku datang membantu. Kurang lebih 20 menitan proses memixer. Aku siapkan open. Sambil menyimak lagu _'Summer of Love'_ maxer terus menyala.

"Sudah apa belum bu?" tanya anakku. Aku jawab sebentar lagi, maksudku biar kuenya lembut. Mixer berbunyi lagi. Aku masukkan tepung, sedikit demi sedikit dan susu. _Weer, weer, weer_ daar! Mixer kongslet, mati lampu serumah.

Bukit Nuris, 1 Juli 2022

 

 

Bayi

Kampung Sramen ramai sekali. Kampung di pinggir sungai yang asri itu jadi viral. Semua gara-gara penemuan bayi. Sudi yang biasa ke sungai menambang pasir dikagetkan oleh tangis bayi. Segera diangkatnya bayi itu. Dibungkus dengan sarungnya yang apek, yang tiap hari dijadikan handuk oleh Sudi saat istirahat setelah menambang pasir. Dengan penuh hati-hati dibawanya bayi itu. Bagaikan ayam kehilangan induknya, bayi mungil yang malang.

Dibawanya bayi itu menuju rumah pak Lurah. Sebentar saja rumah pak lurah penuh dengan warga. Ada yang simpati membawa pakaian bayi, handuk, sabun dan ada yang hanya sekedar melihat karena penasaran.

Tangis bayi memecah hiruk pikuk suara orang yang berkumpul di rumah pak Lurah. Badannya banyak yang merah-merah digigit semut. Tapi tampak lucu, kulitnya bersih. Semua pada senang dan mengutuk ibu yang membuangnya. Mereka ada yang mengatakan ibunya harus dihukum berat kalau ketemu. Tetapi siapa ibu bayi itu. Pak lurah pun bertanya tanya. HP di sakunya tampak bergetar dan menyala. Pak lurah membuka HP dan membaca pesan. "Itu anak kita bang, tolong dirawat dengan baik, atau kau kulaporkan polisi!"

Bukit Nuris, 20 Januari 2022

 

 

Serpihan Kue Lebaran

Lebaran udah usai. Tamu sudah mulai sepi. Kulihat kue-kue tak seberapa dimakan tamu. Entahlah orang-orang kian malas mencicip nastar, kue kacang, semprit dan emping belinjo. Semua kesukaanku. Sambil nonton TV aku lirik kue-kue itu.

Hari ini aku nonton stand up comedy. Seperempat kue kacang aku camil. Hem tak terasa habis. Malam kian larut aku bikin minum sirup dan susu kutambah selasih, enak juga. Tertawa terkekeh dan kue nastar pun sepertiga top kecil lenyap.

Ini lebaran ketujuh. Aku nonton sinetron. Kuintip kembang gula dan kerupuk belinjo masih ada. Sedikit-sedikit kukunyah, kututup lagi toplesnya. Sebentar kubuka lagi. Kututup lagi. Lama-lama habis. Malamnya aku nonton siaran ulang bola basket. Dilanjut nonton sepak bola. Malam tertidur pulas. Tanpa mimpi aku bangun pagi. Kaget sekali kakiku nyeri susah sekali dipakai berjalan. Kupaksa bangun dan berjalan, bruk! Terjatuh. Tungkaiku begitu nyeri, juga ruas jari. Kata dokter di ruang periksa. "Asam urat Bapak sembilan"

Bukit Nuris, 12 April 2025

 

Pesan Ibu

Di kamar ibu selalu membersamaiku tidur dari dulu kalau aku lagi pulang dari kos. Selain melepas rindu ibu selalu berpesan-pesan pada anak gadisnya. Sewaktu masih TK aku ingat ibu selalu membacakan dongeng untuk kami. Ibu suka mengulang ulang dongeng Malin Kundang, Kancil, padahal aku suka Power Rangers dan Tom and Jerry. Tapi aku suka menyimak keseriusan ibu mendongeng.

Waktu itu aku jadi anak manis ibu. Penurut. Membantu ibu menyapu, mencuci piring selepas pulang sekolah. Selalu kuingat pesan ibu, "Anak perempuan jangan mudah jatuh cinta pada lelaki dan menyerahkan segala milikmu yang berharga."

Malam ini gerimis ketika aku pergi bersama Nando yang kukenal baik hati, sabar dan mencintaiku. Wajahnya yang tampan, suaranya yang kalem, membuat aku lupa pesan ibu. Di kamar home stay segala kehormatanku terenggut.

Bukit Nuris, 13 April 2025

 

Dari akun FB: KPI/Ria Mi 

Pilihan

Tulisan terkait

Utama 9018170035932665284

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi

Loading....

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Pesan Buku

Pesan Buku

 Serpihan Puisi “Sampai Ambang Senja” merupakan buku kumpulan puisi Lilik Rosida Irmawati, penerbit Rumah Literasi Sumenep (2024).  Buku ini berjumlah 96 halaman, dengan pengantar Hidayat Raharja serta dilengkapi testimoni sejumlah penyair Indonesia.  Yang berminat, silakan kontak HP/WA 087805533567, 087860250200, dengan harga cuma Rp. 50.000,- , tentu bila kirim via paket selain ongkir.

Relaksasi


 

Jadwal Sholat

item
close