Guru: Pendidik atau Pengajar? Memahami Fungsi dan Peranannya dalam Dunia Pendidikan
https://www.rumahliterasi.org/2025/09/guru-pendidik-atau-pengajar-memahami.html
![]() |
Para guru sedang flash mob |
Dalam dunia pendidikan, sosok guru memegang peranan yang sangat krusial. Guru tidak hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga menjadi figur yang membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Namun, dalam praktiknya, seringkali terjadi kekaburan makna mengenai fungsi guru di sekolah.
Apakah guru hanya berperan sebagai pengajar yang menyampaikan materi pelajaran? Ataukah guru juga harus berperan sebagai pendidik yang membimbing dan membentuk kepribadian siswa? Dua istilah “pendidik” dan “pengajar” ini kerap menjadi perdebatan dalam dunia pendidikan, karena keduanya memiliki makna dan tujuan yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai perbedaan antara guru sebagai pendidik dan guru sebagai pengajar, serta implikasinya bagi dunia pendidikan.
Makna Guru sebagai Pengajar
Istilah “pengajar” merujuk pada seseorang yang bertugas untuk menyampaikan atau mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada orang lain. Dalam konteks sekolah, guru sebagai pengajar fokus pada proses penyampaian materi pelajaran yang sudah ditentukan dalam kurikulum. Tugas utama guru dalam peran ini adalah menjelaskan konsep, memberikan contoh, mengadakan latihan, serta mengevaluasi hasil belajar siswa melalui ujian atau tes.
Guru pengajar berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran. Kegiatan pengajaran biasanya bersifat formal dan terstruktur, mengikuti jadwal dan silabus yang sudah ditetapkan. Guru pengajar menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, dan penggunaan media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami materi.
Namun, dalam peran ini, fokus guru lebih kepada aspek kognitif siswa, yaitu bagaimana siswa memahami, mengingat, dan mengaplikasikan pengetahuan yang diberikan. Guru pengajar cenderung berorientasi pada hasil belajar yang dapat diukur secara objektif, seperti nilai ujian atau kemampuan teknis tertentu.
Makna Guru sebagai Pendidik
Berbeda dengan pengajar, istilah “pendidik” memiliki cakupan yang lebih luas dan mendalam. Pendidik tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, sikap, nilai, dan kepribadian peserta didik. Guru sebagai pendidik memegang peran penting dalam proses pembentukan moral dan sosial siswa, sehingga mereka tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
Dalam peran sebagai pendidik, guru berfungsi sebagai pembimbing, motivator, dan teladan bagi siswa. Guru pendidik memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik siswa, termasuk perkembangan emosional, sosial, dan keterampilan praktis. Pendidik bertugas menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuh kembangnya nilai-nilai positif seperti kejujuran, disiplin, kerja sama, dan empati.
Guru pendidik juga harus mampu mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa secara individual, memberikan perhatian khusus, serta membantu mengatasi hambatan belajar yang mungkin dihadapi. Peran ini menuntut guru untuk memiliki kepekaan sosial, kemampuan komunikasi yang baik, serta kesabaran dan keteladanan yang tinggi.
Kekaburan Makna Fungsi Guru di Sekolah
Dalam praktik pendidikan di sekolah, seringkali terjadi kekaburan antara fungsi guru sebagai pengajar dan pendidik. Banyak pihak yang hanya menilai keberhasilan guru dari sisi kemampuan mengajarnya, yaitu seberapa baik guru mampu menyampaikan materi dan menghasilkan nilai ujian yang tinggi. Hal ini membuat fungsi guru sebagai pendidik yang membentuk karakter dan kepribadian siswa menjadi kurang mendapat perhatian.
Kekaburan ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, antara lain:
Fokus pada Kurikulum dan Standar Akademik: Sistem pendidikan yang menekankan pencapaian akademik dan nilai ujian seringkali membuat guru lebih fokus pada pengajaran materi pelajaran saja, tanpa memberi ruang cukup untuk proses pendidikan karakter.
Beban Tugas dan Waktu yang Terbatas: Guru yang menghadapi beban administrasi dan jadwal mengajar yang padat mungkin kesulitan meluangkan waktu untuk mendampingi dan membimbing siswa secara personal.
Kurangnya Pemahaman tentang Peran Guru: Sebagian guru dan masyarakat belum sepenuhnya memahami bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik yang berperan dalam pembentukan karakter siswa.
Evaluasi yang Terbatas pada Hasil Akademik: Sistem evaluasi yang hanya mengukur keberhasilan berdasarkan nilai akademik mengabaikan aspek perkembangan karakter dan sosial siswa.
Implikasi dari Kekaburan Makna Fungsi Guru
Kekaburan makna fungsi guru ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan. Jika guru hanya berperan sebagai pengajar, maka proses pendidikan dapat menjadi sempit dan mekanis, hanya berfokus pada transfer pengetahuan tanpa memperhatikan perkembangan kepribadian siswa secara menyeluruh. Akibatnya, siswa mungkin memiliki pengetahuan yang banyak, tetapi kurang dalam hal sikap, moral, dan keterampilan sosial yang sangat penting untuk kehidupan mereka di masa depan.
Sebaliknya, jika guru mampu menjalankan peran sebagai pendidik sekaligus pengajar, maka proses pendidikan akan menjadi lebih holistik dan bermakna. Siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, mampu bersosialisasi dengan baik, dan siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Menyatukan Peran Guru sebagai Pendidik dan Pengajar
Sebenarnya, peran guru sebagai pendidik dan pengajar tidak harus dipandang sebagai dua hal yang terpisah atau bertentangan, melainkan sebagai dua sisi dari satu fungsi yang utuh dalam pendidikan. Guru ideal adalah guru yang mampu mengintegrasikan kedua peran tersebut secara seimbang.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyatukan peran guru sebagai pendidik dan pengajar antara lain:
Pengembangan Profesional Guru: Memberikan pelatihan dan pembinaan yang menekankan pentingnya pendidikan karakter dan keterampilan sosial, selain penguasaan materi pelajaran.
Perubahan Paradigma Pendidikan: Mendorong sekolah dan sistem pendidikan untuk tidak hanya menilai keberhasilan berdasarkan nilai akademik, tetapi juga perkembangan sikap dan karakter siswa.
Pengelolaan Waktu dan Beban Kerja Guru: Memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi guru untuk melakukan pembinaan karakter dan pendampingan siswa secara personal.
Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat: Membangun sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung tumbuh kembang siswa secara menyeluruh.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang Holistik: Menggunakan metode pembelajaran yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik, seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi nilai, dan kegiatan ekstrakurikuler yang membentuk karakter.
Fungsi guru sebagai pendidik dan pengajar adalah dua aspek penting yang harus berjalan beriringan dalam proses pendidikan. Kekaburan makna mengenai peran guru dapat menghambat terciptanya pendidikan yang berkualitas dan menyeluruh. Oleh karena itu, pemahaman yang benar dan penerapan peran guru secara holistik sangat diperlukan untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Guru bukan hanya sekadar penyampai ilmu, melainkan juga pembentuk masa depan bangsa melalui pendidikan karakter yang kuat. Menyatukan peran guru sebagai pendidik dan pengajar adalah kunci untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesungguhnya: menciptakan insan yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Pilihan
Sebenarnya, peran guru sebagai pendidik dan pengajar tidak harus dipandang sebagai dua hal yang terpisah atau bertentangan, melainkan sebagai dua sisi dari satu fungsi yang utuh dalam pendidikan. Guru ideal adalah guru yang mampu mengintegrasikan kedua peran tersebut secara seimbang.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyatukan peran guru sebagai pendidik dan pengajar antara lain:
Pengembangan Profesional Guru: Memberikan pelatihan dan pembinaan yang menekankan pentingnya pendidikan karakter dan keterampilan sosial, selain penguasaan materi pelajaran.
Perubahan Paradigma Pendidikan: Mendorong sekolah dan sistem pendidikan untuk tidak hanya menilai keberhasilan berdasarkan nilai akademik, tetapi juga perkembangan sikap dan karakter siswa.
Pengelolaan Waktu dan Beban Kerja Guru: Memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi guru untuk melakukan pembinaan karakter dan pendampingan siswa secara personal.
Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat: Membangun sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung tumbuh kembang siswa secara menyeluruh.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang Holistik: Menggunakan metode pembelajaran yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik, seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi nilai, dan kegiatan ekstrakurikuler yang membentuk karakter.
Fungsi guru sebagai pendidik dan pengajar adalah dua aspek penting yang harus berjalan beriringan dalam proses pendidikan. Kekaburan makna mengenai peran guru dapat menghambat terciptanya pendidikan yang berkualitas dan menyeluruh. Oleh karena itu, pemahaman yang benar dan penerapan peran guru secara holistik sangat diperlukan untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Guru bukan hanya sekadar penyampai ilmu, melainkan juga pembentuk masa depan bangsa melalui pendidikan karakter yang kuat. Menyatukan peran guru sebagai pendidik dan pengajar adalah kunci untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesungguhnya: menciptakan insan yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.