Kebun Bibit Alpokat SMAN 1 Omben
Salah satu tempat penyemaian alpokat SMAN 1 Omben
Hidayat Raharja
: kemungkinan-kemungkinan sekolah alam dan peluang bisnis bibit alpokat dan produk lainnya.
Pada hari Jumat, 19 September 2025 SMAN 1 Omben kedatangan tamu pengawas dari Dinas Kehutanan Wilayah Madura. Bapak Katri Atmojo Kasi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan rombongan melihat kebun bibit SMAN 1 Omben. Di kebun bibit ini sedang dilakukan pembibitan tanaman alpokat. Ada 2000 biji Alpokat yang ditanam dalam kantong polybag diatas empat bedengan.
Pembibitan ini didampingi oleh Bapak Samiaji Arif Budianto dari Dinas Kehutanan memberikan materi teoritis mengenai pembibitan secara generatif, sedangkan pak Dahri dari kelompok Tani Gunung Maddah banyak memberikan praktik mengenai pembibitan dan perwatan benih sehingga tumbuh dengan baik.
Sekitar 97,5 % dari biji yang disemai sudah tumbuh dan sebagian ada yang mati karena biji terlalu muda, biji sulit pecah dan embrio tanaman tidak bisa berkembang. Semaian biji tersebut umumnya dari jenis alpokat mentega (Persea americana Mill).
Program Kebun Bibit sejalan dengan program sekolah alam SMAN 1 Omben, yaitu sebuah program belajar bersama guru master dengan mendatangkan praktisi (ahli) untuk memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa secara langsung.
Kegiatan belajar bercocok tanam, mereka belajar berproses bahwa untuk mendapatkan hasil perlu melakukan perawatan dan menjaga dari gangguan serta mengatur kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.
Setelah 3 bulan biji-biji alpokat mulai membelah dan tunas tumbuh di bagian ujung, sedangkan di bagian bawah timbuh akar. Waktu yang cukup lama untuk bisa tumbuh tunas. Namun perlu diketahui bahwa setiap jenis tanaman memeiliki waktu tumbuh yang berbeda.
Pada kesempatan tersebut Bapak Katri menanyakan bagaimana dampak dari pembibitan ini kepada SMA Negeri 1 Omben. Bagi kami di SMAN 1 Omben sangat berarti. Karena program sekolah alam membutuhkan lingkungan yang dapat dijadikan sebagau sumber belajar.
Harapannya nanti dari pembibitan ini siswa bisa belajar proses penanaman bibit dan mengamati pertumbuhannya. Sebuah proses yang terjadi secara bertahap dan nanti setelah batangnya agak kuat bisa belajar melakukan okulasi dengan alpokat jenis unggul.
Ia juga menyampaikan mengenai kemungkinan-kemungkinan SMAN 1 Omben berkembang sebagai sekolah adiwiyata dengan ketersediaan lahan dan lingkungan yang hijau dipenuhi pepohonan. Ketika melihat lahan kosong yang belum dimanfaatkan beliau optimis kalau SMAN 1 Omben berkembang sebagai sekolah adiwiyata.
Namun kami memberikan banyak pertimbangan untuk memulai usaha tersebut di anataranya untuk mengajak kembali anak-anak kembali ke lingkungan alam. Kegiatan bertanam dan merawat lingkungan jauh lebih penting sebeum mencetuskan sebagai sekolah adiwiyata.
Harapan ini bisa terwujud dengan bantuan dan kebersamaan segenap warga SMA Negeri 1 Omben sehingga bisa merawat dan menjaga kebersihan, kerindangan yang diinginkan, sehingga bisa menjadi hunian yang nyaman dan menyenangkan.
Jika pohon-pohon mahoni yang ditanam dari hasil pembibitan sebelumnya, besar dan rindang bisa menjadi tempat belajar juga dengan aneka pohon buah yang mulai berbuah, nantinya akan menjadi temat rindang dan sejuk. Bisa menjadi wadah eduwisata pertanian.
Puluhan pohon bidara telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan teh dan kopi bidara. Juga sebagai bahan baku sabun yang menyehatkan. Buah bidara menjadi salah satu bahan siswa dalam praktik pembuatan es krim rasa bidara. Praktik ini secara rutin diakukan pada mata pelajaran kimia.
Mungkin usaha ini tidak bisa dilihat dalam waktu yang singkat, proses tumbuh kembang membutuhkan waktu. Semoga kelak program sekolah alam dan keberadaan kebun bibit ini terus berkembang dan terpelihara dengan baik. Sebab salah satu kemungkinannya jika siswa bisa berhasil membuat okulasi tanaman Alpokat merupakan produk yang banyak dicari pasar. Peluang bagi siswa untuk berbisnis bibit Alpokat yang selama ini kebutuhannya banyak dipenuhi dari pulau Jawa.
( Hidayat Raharja, 22 september 2025)
Pilihan