Pesan dari Guru yang Selalu Dipegang Teguh: Perempuan Harus Tangguh dan Berkelas


Ada kalimat sederhana yang sering diucapkan oleh seorang guru di masa lalu, namun terus terngiang hingga kini: “Perempuan harus tangguh dan berkelas.” Kalimat ini bukan sekadar nasihat, melainkan sebuah panduan hidup yang menuntun banyak perempuan untuk tumbuh menjadi pribadi yang kuat, berwibawa, dan berharga.

Makna “Tangguh dan Berkelas” dalam Kehidupan Perempuan

Tangguh bukan berarti keras hati atau tak pernah menangis. Tangguh berarti memiliki kekuatan batin untuk bangkit di saat terjatuh, tetap tegar di tengah badai kehidupan, dan mampu memikul tanggung jawab tanpa kehilangan kelembutan hati. Perempuan tangguh tahu kapan harus bertahan, dan tahu kapan harus melepaskan. Ia tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk menentukan kebahagiaan dirinya.

Sedangkan “berkelas” bukan soal harta, penampilan, atau status sosial. Berkelas adalah tentang sikap, cara berpikir, dan kebijaksanaan dalam bertindak. Perempuan yang berkelas menjaga tutur katanya, menghargai orang lain tanpa kehilangan harga diri, dan tidak mudah terjebak dalam drama atau emosi sesaat. Kelas seorang perempuan tidak bisa dibeli — ia dibangun melalui karakter, pengalaman, dan ketulusan.

Didikan Seorang Guru: Dari Sekolah ke Kehidupan

Banyak dari kita mungkin memiliki seorang guru yang pernah menanamkan nilai-nilai luhur semacam ini. Guru bukan hanya pengajar mata pelajaran, tetapi juga pembentuk karakter. Ia mengajarkan bahwa menjadi perempuan bukan alasan untuk lemah, manja, atau menyerah. Justru perempuan yang memahami potensi dirinya adalah sumber kekuatan bagi keluarga, masyarakat, bahkan bangsa.

Nasihat itu mungkin terdengar sederhana di masa sekolah — sekadar kalimat penyemangat yang sering terucap di ruang kelas. Namun seiring berjalannya waktu, kalimat itu berubah menjadi prinsip hidup. Ketika kehidupan menuntut keteguhan hati, kalimat “perempuan harus tangguh dan berkelas” seolah menjadi tameng dan pengingat untuk tetap berdiri tegak.

Perempuan Tangguh: Simbol Ketahanan dan Ketulusan

Kehidupan modern menempatkan perempuan pada banyak peran sekaligus — sebagai anak, istri, ibu, pekerja, dan pemimpin. Di sinilah ketangguhan diuji. Perempuan tangguh tidak mengeluh atas beban yang dipikulnya, melainkan mencari cara untuk tetap seimbang antara cinta, tanggung jawab, dan cita-cita.

Ia tahu bahwa dalam setiap kesulitan selalu ada pelajaran. Dalam setiap kegagalan, selalu ada kesempatan untuk tumbuh. Ia mungkin lelah, tapi tidak menyerah. Ia bisa menangis, tapi tetap melangkah. Ketangguhan perempuan adalah kekuatan yang lembut namun tak tergoyahkan.

Perempuan Berkelas: Bukan Tentang Apa yang Dipakai, Tapi Bagaimana Bersikap

Banyak yang salah paham tentang arti “berkelas.” Padahal, berkelas bukan tentang merek pakaian, mobil mewah, atau gaya hidup glamor. Perempuan berkelas bisa saja hidup sederhana, namun memiliki kebijaksanaan yang membuatnya dihormati.

Ia tidak menjelekkan orang lain untuk tampak baik. Ia tidak memamerkan pencapaiannya untuk diakui. Ia tahu kapan harus berbicara, kapan harus diam. Sikapnya mencerminkan kedewasaan; langkahnya menunjukkan kematangan. Inilah bentuk keanggunan sejati yang tak bisa dipalsukan.

Menghidupi Pesan Itu di Era Kini

Pesan seorang guru agar perempuan menjadi “tangguh dan berkelas” semakin relevan di masa kini. Di tengah arus media sosial yang sering menilai perempuan dari tampilan luar, penting bagi perempuan untuk kembali mengingat esensi diri: bahwa nilai sejati terletak pada pikiran, perilaku, dan hati yang bersih.

Perempuan yang tangguh dan berkelas tidak mudah terbawa arus. Ia mampu menjaga martabat di tengah godaan dunia yang serba cepat dan dangkal. Ia tetap berpijak pada nilai, pada moral, pada kemanusiaan. Ia mungkin modern, tetapi tetap memiliki akar moral yang kuat.

Penutup: Warisan Nilai dari Seorang Guru

Satu kalimat dari seorang guru bisa menjadi warisan berharga seumur hidup. “Perempuan harus tangguh dan berkelas” bukan hanya nasihat, melainkan doa agar setiap perempuan tumbuh menjadi sosok yang tidak hanya kuat menghadapi dunia, tetapi juga mampu membawa cahaya dan keteduhan bagi sekitarnya.

Tangguh dalam menghadapi cobaan, berkelas dalam menjaga martabat.
Dua hal sederhana — namun jika dipegang teguh, akan membuat setiap perempuan menjadi inspirasi yang tak lekang oleh waktu.

 

(Rulis) 

 

Pilihan

Tulisan terkait

Utama 8430050041513801819

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi


 

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

LOMBA BACA PUISI BAHASA MADURA

LOMBA BACA PUISI BAHASA MADURA
Info selengkapnya, klik gambar

Relaksasi


 


 

Jadwal Sholat

item
close