Gai’ Bintang: Syair Kearifan Madura Tentang Harapan, Ikhtiar, dan Keikhlasan
Gai’ Bintang adalah lagu daerah Madura yang sarat makna simbolik dan religius. Melalui bahasa kias yang lembut, lagu ini mengajarkan kebijaksanaan hidup tentang harapan, usaha, dan kepasrahan manusia kepada kehendak Tuhan. Syairnya sederhana, namun menyimpan pesan mendalam tentang batas-batas mimpi dan pentingnya rasa syukur atas apa yang dianugerahkan.
*****
Oleh Lilik Rosida Irmawati
Lagu Gai’ Bintang diciptakan oleh Budi Susanto Yohanes dan dikenal luas sebagai salah satu lagu daerah Madura yang hidup di tengah masyarakat. Liriknya menggunakan bahasa Madura yang khas, bersahaja, namun kaya simbol dan makna. Lagu ini kerap dinyanyikan dalam berbagai kesempatan, baik sebagai tembang rakyat maupun sebagai pengiring kegiatan budaya. Kepopulerannya bukan semata karena melodinya yang mudah diingat, melainkan karena pesan moral dan nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya.
Secara umum, Gai’ Bintang mengandung nilai religius dan filosofis. Bintang dalam syair lagu ini tidak hanya dimaknai sebagai benda langit, melainkan simbol cahaya, harapan, dan petunjuk dalam kegelapan. Dalam kehidupan masyarakat Madura, khususnya nelayan dan petani, bintang memiliki peran penting. Bagi nelayan, bintang menjadi penunjuk arah saat mengarungi lautan di malam hari. Bagi petani, peredaran benda langit kerap dijadikan penanda musim dan waktu bercocok tanam. Dengan demikian, bintang adalah lambang ikhtiar manusia dalam membaca tanda-tanda alam sebagai ciptaan Tuhan.
Lirik Lagu Gai’ Bintang
Geik bintang ale’ gegger bulan
Pagei’na janor koneng
Kaka’ elang ale’ sajan jeu
Pajeuna gan lon-alon
Lea letes kembang kates
Lea letes tocca’ toccer
Geik bintang aduh lek
Gegger bulen aduh kak
Pageikna aduh lek
Jenor koning
Kakak elang aduh lek
Sajen jeuh aduh kak
Pajeunah aduh lek
Gen lon-alon
Arti dalam Bahasa Indonesia
Mengait bintang, adik, yang jatuh bulan
Mengaitnya menggunakan janur kuning
Kakak pergi, adik semakin jauh
Jauhnya hingga ke alun-alun
Leya lentos bunga antos, tocca’ toccer
Mengait bintang, aduh adik
Yang jatuh bulan, aduh kakak
Mengaitnya, aduh adik, menggunakan janur kuning
Kakak pergi, aduh adik
Semakin jauh, aduh kakak
Jauhnya, aduh adik
Ke alun-alun
Makna Syair Lagu Gai’ Bintang
Makna utama lagu ini adalah ajakan untuk tetap bersyukur, meskipun apa yang kita kerjakan belum membuahkan hasil terbaik. Lagu ini juga menjadi pengingat agar manusia tidak terlalu berkhayal atau menggantungkan harapan setinggi langit tanpa menyadari keterbatasan dirinya. Tidak semua yang diinginkan akan tercapai, karena hasil akhir sepenuhnya berada dalam kuasa Sang Pemberi Kehidupan.
Syair Gai’ Bintang disampaikan melalui bahasa kias yang halus namun tajam. Mengait bintang dengan janur kuning adalah gambaran tentang sesuatu yang mustahil. Janur yang lentur dan mudah melengkung jelas tidak mungkin digunakan untuk menjangkau benda langit. Kiasan ini menjadi sindiran lembut bagi manusia yang terlalu tinggi berangan-angan, tanpa mempertimbangkan kemampuan dan realitas. Dalam tradisi Madura, hal ini sejalan dengan peribahasa “Mlappae manok ngabang”, yang bermakna membumbui burung yang sedang terbang—sebuah usaha yang sia-sia karena objeknya berada di luar jangkauan.
Bait awal lagu menggambarkan kecenderungan manusia untuk menginginkan sesuatu yang terlalu jauh dan sulit diraih. Ketika berusaha menggapai bintang, yang justru “jatuh” adalah rembulan. Rembulan di sini dapat dimaknai sebagai sesuatu yang berbeda dari harapan awal, namun tetap memiliki cahaya dan keindahan. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa apa yang diterima manusia sering kali tidak sama dengan apa yang diminta, tetapi bukan berarti tidak bernilai. Justru di situlah manusia diajarkan untuk menerima dengan lapang dada dan penuh syukur.
Bait berikutnya, “kaka’ elang ale’ sajan jeu” (kakak pergi, adik semakin jauh), menegaskan bahwa perjalanan hidup kerap melenceng dari rencana. Manusia bisa saja merasa kehilangan arah atau merasa harapannya menjauh. Sementara larik “pajeuna gan lon-alon” (jauhnya ke alun-alun) menyiratkan bahwa tujuan akhir hidup kadang berada di tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Makna religius lagu ini sangat kuat. Manusia diperkenankan untuk berusaha dan berdoa, namun hasil akhirnya adalah ketentuan Tuhan. Bintang dan rembulan sama-sama diciptakan untuk memberi cahaya, meski dengan cara dan peran yang berbeda. Demikian pula kehidupan manusia: setiap orang diberi jalan dan hasil yang berbeda. Gai’ Bintang mengajarkan kebijaksanaan untuk memahami batas ikhtiar, menerima takdir dengan ikhlas, serta mensyukuri setiap cahaya kecil yang Tuhan hadirkan dalam gelapnya perjalanan hidup.
Pilihan





