Pentas Bulanan KaLenteng: Gerakan Kecil dari Lenteng untuk Cahaya Besar Seni Negeri
Lenteng, Rulis: Di tengah derasnya arus globalisasi yang kerap menyeret generasi muda pada budaya instan, para penggiat seni di Kecamatan Lenteng, Sumenep, justru memilih menghadirkan ruang tanding: ruang untuk kembali pada proses, kreativitas, dan pembentukan karakter. Ruang itu bernama Pentas Bulanan KaLenteng, sebuah pergelaran rutin yang digagas Kompolan Kesenian Lenteng (KaLenteng), organisasi yang menaungi berbagai komunitas seni di kecamatan tersebut.
Bagi Ketua KaLenteng, Sugat Ibnu Ali, pentas ini bukan sekadar rangkaian hiburan. Ia adalah wujud nyata dari pengabdian sosial yang melibatkan para guru, pelajar, dan komunitas seni, bergerak bersama untuk menghadirkan energi kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Kegiatan ini adalah wadah kreativitas bagi para pelajar dan guru, tempat di mana bakat dipertemukan dengan kesempatan, dan minat dirawat menjadi kemampuan,” ujarnya saat bincang dengan Rulis saat pergelaran Sabtu malam, 29 November 2025 di halaman Kantor Kecamatan Lenteng.
Seni, bagi Sugat, adalah jalan pembentukan karakter. Karena itu, program ini dirancang sebagai ruang terbuka yang mendorong kemandirian, kepekaan, disiplin, sekaligus daya cipta generasi muda. "Kami ingin kegiatan ini menjadi ruang belajar, ruang berproses, dan ruang kolaborasi. Bukan semata tontonan,” tegasnya.
Panggung Arena, Panggung Pendekatan
Setiap awal bulan, panggung arena berdiri di depan Pendopo Kecamatan Lenteng atau berpindah ke sekolah dan sanggar yang menanggap. Desain panggung dibuat melingkar—tanpa batasan tegas antara penonton dan penampil. Format ini dipilih agar interaksi menjadi dekat, hangat, dan menyatukan semangat kebersamaan yang menjadi roh utama kegiatan ini.
Tidak hanya pertunjukan, area pergelaran juga diramaikan aktivitas edukatif: ruang literasi terbuka, meja mewarnai sketsa, hingga wahana membatik lengkap dengan peralatan tradisionalnya. Semua hasil karya bisa dibawa pulang. Anak-anak yang mencoba canting tak hanya belajar teknik, tetapi juga riwayat panjang batik sebagai identitas budaya.
Semua aktivitas ini gratis, termasuk pendaftaran bagi pelajar atau komunitas yang ingin tampil. Akses dibuka lebar agar semakin banyak pelajar merasakan manfaat ruang berekspresi tanpa hambatan biaya.
Malam Penuh Sorak, Panggung yang Hidup
Malam itu, halaman Kantor Kecamatan Lenteng berubah menjadi ruang penuh energi. Tepuk tangan menggema, sesekali diselingi sorakan riang anak-anak. Nuansa kian hangat karena acara dipandu oleh presenter cilik RRI Sumenep, Bintan, siswa kelas 4 SD yang dengan percaya diri menguasai panggung sejak menit pertama. Ia menjadi simbol kecil bahwa Lenteng menyimpan potensi besar yang siap tumbuh bila diberikan ruang.
Acara dibuka dengan sambutan Camat Lenteng, disusul Pembina Rumah Literasi Sumenep, Lilik Shobari, yang menekankan pentingnya literasi seni sebagai bagian dari pendidikan karakter.
Satu per satu komunitas dan sekolah menampilkan kebolehannya:
– Komunitas Sauh Langit
– Mendongeng SMPN 1 Lenteng
– Sanggar Tari SDN Banaresep 1 Lenteng
– Puisi Rampak oleh Rama dan Feli
– Menyanyi dari Teater Parokonn MTs Miftahul Ulum
– Mendongeng dari SDN Moncek Tengah
– Puisi Rampak oleh Hasmidi dan putrinya, Meimei
– Sanggar Tari Mayang Siwalan
– Kolaborasi Puisi & Tari oleh Adeva dan Fia
– Sendratari Sanggar Tunjung Biru
– Drama Puisi MA Bustanul Ulum
Deretan sajian ini menghadirkan warna yang berbeda: dari dongeng yang penuh imajinasi, tari-tarian tradisi, puisi generasi muda, hingga drama yang menyentuh sisi emosional penonton.
Tak kalah meriah, dua bintang tamu tampil memukau: Sanggar Tari Kapotren dengan koreografi lembut namun bertenaga, serta CAC Modeling School yang memanaskan panggung dengan kepercayaan diri para model belia. Penampilan mereka menyuntikkan inspirasi baru bagi pelajar Lenteng, bahwa dunia seni begitu luas dan terbuka bagi siapa pun yang berani mencoba.
Gerakan Kecil dengan Tujuan Besar
KaLenteng tak lupa menyampaikan apresiasi kepada seluruh komunitas, sekolah, dan bintang tamu yang terlibat. Dukungan Haswal Group sebagai promotor juga disebut sebagai bagian penting penguatan ekosistem seni di Lenteng.
Namun lebih dari sekadar acara, pentas bulanan ini adalah bentuk gerakan. Gerakan menyalakan cahaya dalam diri generasi muda—cahaya keberanian, kreativitas, kemampuan berproses, dan ketekunan. KaLenteng percaya bahwa masa depan seni di Lenteng tidak hanya ditentukan oleh pelaku seni dewasa, tetapi oleh anak-anak yang malam itu tampil dengan gagap percaya diri, suara bergetar, atau langkah yang masih ragu-ragu.
Di atas panggung sederhana itu, kita melihat sesuatu yang lebih besar: potensi masa depan.
Menuju Lenteng yang Kreatif dan Visioner
Harapan KaLenteng jelas: seluruh sekolah di Kecamatan Lenteng terpacu untuk mengirimkan karya, menampilkan peserta didik, dan turut membangun ekosistem seni yang kuat. Lenteng harus menjadi tempat di mana bakat tidak hanya ditemukan, tetapi dipupuk hingga berbuah prestasi.
“Mari terus menyalakan karya, merawat kreativitas, dan menumbuhkan produktivitas demi masa depan yang lebih gemilang,” tutup pihak penyelenggara.
Di Lenteng, seni bukan sekadar pertunjukan—ia adalah cara merawat masa depan. Panggung kecil itu mungkin tidak gemerlap, tetapi dari sanalah sebuah cahaya besar sedang disiapkan: cahaya dari Lenteng untuk negeri.
(Rulis)
Pilihan








