Perkuat Pembinaan Seni, Rulis Adakan Pelatihan Membaca Puisi untuk Guru dan Pembina
Sumenep, Rulis: Rumah Literasi Sumenep (Rulis) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan literasi di Kabupaten Sumenep. Pada pertengahan Januari 2026, Rulis akan menggelar Workshop Pelatihan Membaca Puisi yang ditujukan bagi guru, pembina ekstrakurikuler, dan pelatih seni baca puisi di sekolah maupun komunitas.
Kegiatan ini dirancang sebagai respons atas temuan Rulis terkait kemampuan membaca puisi para siswa yang ikut serta dalam Lomba Baca Puisi Bahasa Madura tingkat SD/MI se-Kabupaten Sumenep beberapa waktu lalu. Dari proses evaluasi, banyak peserta dinilai belum memahami teknik dasar membaca puisi secara benar sesuai kaidah.
Ketua Rulis, Yulianti, menjelaskan bahwa persoalan utama terletak pada kurangnya pemahaman guru dalam memberikan pembinaan teknis kepada siswanya. Hal tersebut kemudian berdampak pada performa siswa saat tampil dalam lomba.
“Setelah kami evaluasi, banyak peserta yang belum memahami teknik-teknik membaca puisi. Banyak yang belum bisa membedakan antara gaya membaca puisi untuk lomba, yang cenderung baku dan terstruktur, dengan membaca puisi untuk panggung pertunjukan, yang lebih ekspresif,” ujarnya dalam rapat pengurus daring, Rabu malam (10/12/2025).
Menurut Yulianti, kemampuan membaca puisi bukan hanya soal vokal atau intonasi, tetapi juga penghayatan, gestur, teknik pernapasan, hingga kepekaan terhadap jeda dan ritme. Karena itu, peran guru sangat penting dalam memberikan fondasi pembelajaran yang tepat.
Workshop ini nantinya akan diselenggarakan di Aula Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep. Untuk menjaga kualitas dan efektivitas pembelajaran, pelatihan akan dilakukan secara bertahap. Setiap tahap hanya akan diikuti oleh 30 peserta, sehingga sesi praktik dapat berjalan lebih intensif.
Wakil Ketua Rulis sekaligus penanggung jawab pelaksanaan kegiatan, Budi Haryono, menegaskan bahwa sistem bertahap juga memungkinkan peserta benar-benar memahami setiap materi yang diberikan tanpa merasa terburu-buru.
“Setiap tahap akan diikuti sekitar 30 peserta agar lebih fokus dan interaktif. Setelah tahap pertama selesai, kami akan membuka tahap berikutnya dengan format dan jumlah peserta yang sama,” jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, Rulis menghadirkan narasumber profesional yang berpengalaman dalam dunia teater, seni pertunjukan, dan pembacaan puisi. Pemilihan narasumber yang kompeten menjadi bagian penting dari komitmen Rulis untuk memastikan bahwa pelatihan ini memberikan dampak nyata kepada para pendidik.
“Kami menghadirkan narasumber yang memiliki kapasitas dan kemampuan di bidangnya. Target kami, para guru dan pembina dapat menguasai teknik membaca puisi yang benar dan kemudian menularkannya kepada siswa,” tambah Budi.
Selain memberikan materi teori, workshop juga akan memfasilitasi peserta dengan sesi praktik langsung, pembacaan karya, hingga simulasi pembinaan siswa. Diharapkan, usai mengikuti pelatihan ini, para guru mampu mengembangkan model pembinaan baca puisi yang lebih kreatif, menyenangkan, dan sesuai karakter peserta didik.
Dengan terselenggaranya workshop ini, Rulis berharap tradisi literasi—khususnya dalam bidang seni membaca puisi—dapat tumbuh semakin kuat di kalangan guru. Pada akhirnya, program ini diharapkan melahirkan generasi muda Sumenep yang lebih percaya diri, berdaya saing, dan memiliki kecakapan seni yang membanggakan.
Penulis: Syaf
Pilihan




