Puisi-Puisi : M. Ar Saputra


M. Ardiansyah Saputra
penulis asal Bragung Kecamatan Guluk-guluk, kini sedag duduk di bangku kls 2 MA Tahfidh Annuqayah, juga aktif di komunitas laskar pena PPA. Lubtara. Dan karya berbagai puisinya telah nangkring di media cetak.



Surat kecil, Untukmu
:pemimpin negaraku

Ohh...baginda
Ketahuilah, bahwa tanah yang kupijak
Tak ada lagi bercak darah,
Melainkan sumpah serapah
Yang terus di lontarkan pemerintah

Tidakkah kau tau?
Dalam jiwa rakyatmu 
Ada rasa yang terus tersiksa 
Juga duka yang terus mengembara dalam jiwa

Pantaskah kita menyebut negara ini merdeka?
Lantaran mereka tidur dengan senyum kemenangannya
Tanpa memimpikan sengsara rakyatnya

Ohh...
Benarkah kita merdeka?

Sedangkan rakyat beku dalam tubuh kerontangnya
Tersiksa atas hukum durjana
Dan kekal dalam dunia fatamorgana

Lubtara.25



Kepada yang Tahu

Hari ini 
Telah lahir anak dari seorang ibu
Yang keindahan tubuhnya 
Tak kala melebihi keindahan panorama 

Lihatlah wahai alam yang bisu
Ia terus melontarkan tangisnya yang lugu
Menapung bahasa-bahasa ambigu
Di tubuhmu yang biru nan kaku

Lihatlah
Semesta sedang merajut makna

Apakah ia gembira 
Ataukah ia gamang dengan dunia barunya

Apakah kau tau?

Lubtara.25 



Sepertiga Malam

Dalam gelap, aku bertapa
Merajut mimpi dengan beribu kata
Yang kau suguhkan
Di tengah keindahan panorama

Tapi apa?

Yang kudapatkan hanyalah rasa
Rasa yang membuncah di ujung jiwa
Menyayat hati 
Membakar imaji
Juga, merobek rangkaian diksi

Hahaha...
Aku mati kata

Lubtara.25




Bidadari Bermata Sendu

Malam itu,
Aku duduk termangu
Lantaran wajahmu kembali menyelinap
Meninggalkan jejak luka
Di tengah keinndahan panorama

Maka dari itu
Sebait lagu kualunkan dengan syahdu
Ketika bayangan itu 
Terus menari di kelopak matamu
“aku rindu orang itu”

Wahai bidadari bernata sendu
Ketahuilah,
Pada senyum anggun kedua bibirmu
Ku tampung segala resah rindu
Yang selama ini berlayar dalam aliran darahku

Lubtara.25




Senyuman

Aku, binatang melata
Yang terciptadari lubuk senja

Lubtara.25



Selembar Kertas Ujian

Angin menjadi halaman
Pada pelataran keramaian
Membentuk sebuah jenjang
Bagi orang yang menaruh impian

Orang itu terlihat asing
Membuat kepala merasa pusing
Ketika ia mulai menebarkan
Selembar kertas ujian

Hati mulai mengeluh
Di penuhi keringat angkuh


Lubtara.2025



Nyaris Mati

Diriku nyaris mati
Di pelataran alam mimpi
Melihatmu kembali
Membawa  kenangan yang nyeri

Lubtara.25






Pilihan

Tulisan terkait

Utama 2804147304552134128

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Daftar Isi


 

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Banner untuk Anda

Banner untuk Anda
Anda punya rencana kegiatan yang mau dipublikasikan dalam bentuk banner? Kegiatan apapun, silakan kirim lewat email penulisrulis@gmail.com, dan akan kami terbitkan di halaman ini. Gratis

Workshop Baca Puisi Bagi Guru

Workshop Baca Puisi Bagi Guru
Selengkapnya klik gambar

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >

Relaksasi


 


 

Jadwal Sholat

item
close