Puisi-Puisi: Moh. Farhan Farodis
Moh. Farhan Farodis asal Dalaman Ganding kini berteduh di PPA. Lubangsa Utara dan suka bermain di halaman LBQK (Lembaga Bimbingan Qira’atul Kutub)
Pentas Janji
Panjung buku terdampar pingsan
Di apungan pentas bangku seseoang
Tertimpa rumah kenangan
Dari tertutupnya tabir penglihatan.
Mimpi-mimpi menjadi saksi
Manisnya janji yang tak di leceti
Puisi terlambai sunyi
Mengeringi tangis kulit seseorang.
LBQK,2025
Ungkapan Hati
Adzan menandai waktu sembahyang
Tapi mereka masih bersenang –senang
Selemabar puisi menerima ungkapan hati
Tetapi seakan-akan di dalam mimpi.
Adzan menandai waktu sembahyang
Mengundang tangis yang sedang berterbangan
Sayap demi sayap semakin rapuh
Membuatnya runtuh.
LBQK,2025
Kicawan Burung
Kicawan burung berdebat suasana
Tangisan langit menyapa rambut bumi
Sumber cahaya berselimut tipis
Kalam ilahi tertidur beralas kayu rusuh.
LBQK,2025
Selembar Mimpi
Selembar puisi berumah hati
Janji tak tersadari
Tumpukan angka berbudak diri
Menghiasi jiwa
Tertidur tanpa mimpi.
LBQK,2025
Senja
Senja menyapa malam
Hingga dzikir-dzikir berterbangan
Tipuan alam kelelahan
Membuat tak nampak
Tarian pepohonan.
Senja menyapa alam
Atap dunia terlihat petang
Awan-awan menyelimuti
Setipis lembaran puisi.
Senja menyapa alam
Surga malam membuka tabir penglihatan
Waktu terus mengejar masa depan
Untuk mencapai mimpi kehidupan.
LBQK,2025
Siang
Selimut tubuh berdiri rapi
Lampu siang menyapa janji
Terdengar suara langkah kaki
Dari jalan seorang lelaki.
LBQK,2025
Kegelapan Sejati
Rumah kenangan terselimuti kegelapan
Bulan mengintip keadaan alam
Asap tebal menghasilkan awan
Yang mengundang tangisan malam.
Keadaan cahaya tak terungkap
Gelap sejati menemani
Bintik-bintik air mata tangisan
Menyumbang kehausan.
LBQK,2025





