Sajak-Sajak Moh. Nailul Fahim
Moh. Nailul Fahim asal Bragung yang sedang mengabdi di PPA. Lubangsa Utara Dan kini menetap di kampung LBQK (Lembaga Bimbingan Qira’atul Kutub)
Malam
Di terjunan malam
Kulihat harapan mulai bersinar
Menghiasi pada fikiran ini.
Bulan purnama
Menyapa bola kedua mata
Dengan sinar yang merayu langit.
Di depan teras aku merenung
Dan merasakan harapan itu
Sambil membaca lembaran baru.
Lubtara,2025
Hujan
Rintik menyapa bumi
Yang tiada kata henti
Membuat kedingan yang ragu.
Pernyataan menjelma bisu
Dari sehelai gelembung kalbu.
Lubtara,2025
Segumpal Rindu
Pagi menyapa indah
Ucapanmu yang lembut ku genggam
Serpeti kicawan burung merdu
Membuat rindu hati ini.
Setetes air mata tiada henti
Membuat rindu semakin nyeri.
Lubtara,2025
Burung
Burung melontar kata
Yang sudah lama di gengggam dalam sunyi
Hingga mengungkapkan sepenuh janji
Dan akan sunyi lagi.
Di halaman itu
Nafas melewati genting
Menyapa pada pandanganku
Hingga aku membisu.
Lubtara,2025
Bunga Melati
Setangkai bunga melati
Yang di sakiti seekor hewan
Untuk menunaikan ibadah kehidupan.
Lubtara,2025
Gerhana
Merah telah kau miliki
Membara di kediaman awan
Langin mulai menyapa petang
Dan bintang tak kunjung datang.
Lubtara,2025
Malu
Ku tatap pohon tua itu
Yang membuat orang tidak selera
Dedaunannya mulai kering
Dan di gugurkan oleh sehelai angin.
Pohon tua itu
Terdapat burung bernyanyi merdu
Membawa pesona nafsu
Yang terus merayu kata rindu.
Lubtara,2025
Sunyi
Malam
Merajuk gamang
Dan cuaca membuat kedinginan
Tanpa kepanasan.
Lalu bisikan hati
Membuat ketenangan.
Tapi, fikiran yang terus merenung
Entah dalam perbuatan
Atau fikiran yang di lakukan.
Lubtara,2025





